Terkait dengan pasangan mata uang USD/JPY, analis Danske Bank (institusi finansial yang bermarkas di Copenhagen-Denmark, termasuk bank swasta yang terbesar di wilayah Eropa Utara) berpendapat bahwa USD/JPY berada pada kondisi yang “overvalued” dan memperkirakan akan turun di bawah level 130.00 dalam 6 hingga 12 bulan ke depan atau dalam jangka panjang.
Berikut di bawah ini adalah ulasan mereka:
“Kami sedang mengantisipasi penyesuaian kebijakan Yield Curve Control (YCC) sebelum Bank of Japan (bank sentral Jepang/BoJ) menaikkan suku bunga konvensional. Ada 2 cara yang dapat ditempuh oleh BoJ. Pertama, memperluas rentang YCC menjadi sekitar 100bp dari 50bp saat ini. Kedua, memperpendek target jatuh tempo YCC dari 10 tahun menjadi 2 atau 5 tahun. Kedua metode tersebut secara efektif akan memperketat kebijakan moneter bank sentral Jepang. Kami memperkirakan BoJ akan membuat penyesuaian kebijakan ini di salah satu rapat/pertemuan mendatang, dimana pertemuan Juli atau September adalah yang paling mungkin.”
“Faktor lain yang mungkin berdampak pada JPY adalah peningkatan neraca eksternal, dengan neraca perdagangan Jepang dan kondisi perdagangan yang pulih dari level rendah secara historis. Sektor pariwisata juga tampaknya mulai bangkit, yang dapat mendongkrak mata uang Yen Jepang di pasar finansial.”
“Dalam hal penentuan posisi, spekulan hampir kehabisan tenaga di JPY. Risiko terhadap prospek ini adalah termasuk reli harga komoditas global, yang akan menghadirkan risiko terbalik bagi USD/JPY karena Jepang adalah pengimpor energi bersih. Selain itu, naiknya imbal hasil (yield) obligasi AS adalah risiko lain yang dapat terus menjadi pendorong USD/JPY.”
“Sebagai kesimpulan, kami berpendapat bahwa USD/JPY termasuk dalam kategori overvalued secara fundamental. Jika dikombinasikan dengan potensi pengetatan kebijakan moneter BoJ, kami memperkirakan pasangan uang ini turun di bawah level 130.00 dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan ke depan.”
Leave a Reply