Menguat dalam 3 pekan terakhir, dolar didukung oleh sentimen “Trump Trade” karena peluang kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, untuk kembali ke Gedung Putih tampaknya meningkat.
Menjelang pemilu AS yang akan digelar kurang lebih dua minggu lagi, atau tepatnya 5 November 2024, beberapa hasil jajak pendapat yang dirilis belakangan ini, menyebutkan bahwa Donald Trump unggul tipis dari saingannya, Kamala Harris, yang sekarang masih menjabat sebagai wapres AS.
Namun, analis UBS (Union Bank of Switzerland) mengingatkan agar pelaku pasar tetap berhati-hati, karena sentimen yang mendukung dolar itu pada dasarnya bukanlah hal yang positif bagi USD.
UBS mengatakan Jumat pekan lalu: “Kami memperkirakan menguatnya dolar jika Trump menang. Namun, kami tidak melihat Trump sebagai hal yang positif bagi USD dalam jangka menengah. Oleh karena itu, kami menyarankan agar investor berhat-hati terhadap aksi jual dolar (pasca pilres AS).”
Leave a Reply