Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Anjlok di Awal Pekan

Kurs rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam di awal pekan, Senin (3/2), menyusul pengumuman presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan tarif 10% pada barang dari China.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 0,88% atau 143,50 poin ke posisi Rp 16.448 per dolar AS. Ini adalah penutupan rupiah yang terburuk sejak 21 Juni 2024. 

Hingga pukul 15.00 WIB, mata uang di kawasan Asia kompak melemah di hadapan dolar AS. Dolar Taiwan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 1,17%. Disusul, baht Thailand (-1,00%) dan won Korea Selatan (-0,92%).

Sementara itu, IHSG parkir di zona merah seiring aksi jual investor asing yang membukukan net sell senilai sekitar Rp 274 miliar di seluruh pasar.

IHSG terpangkas 79,13 poin atau 1,11% ke level 7.030,05 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Total volume perdagangan saham di BEI hari ini mencapai 15,34 miliar dengan nilai transaksi perdagangan sebesar Rp 11,32 triliun. Sebanyak 461 saham melemah dan hanya 168 yang menguat. Sisanya, 174 saham jalan di tempat.

Top gainers LQ45:

  1. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) 1,02%
  2. PT XL Axiata Tbk (EXCL) 0,88%
  3. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) 0,87%

Top losers LQ45:

  1. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) -7,35%
  2. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) -5,98%
  3. PT Adaro Mineral Indonesia Tbk (ADMR) -5,97%

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *