Analis Bank of America Corp. (BofA) mengatakan bahwa penguatan USD masih menjadi konsensus umum. Akan tetapi, BofA juga mengingatkan, posisi beli USD sudah “terlalu ramai” dengan posisi harga yang dinilai sudah tepat (priced in).
Sehingga, meskipun ekonomi AS cukup baik dan The Fed kemungkinan sudah selesai memangkas suku bunga, konsensus bullish yang terlalu berlebihan dan potensi kejutan dari data ekonomi atau kebijakan tarif perdagangan, adalah risiko yang harus diwaspadai.
Posisi mata uang dolar AS masih tetap kuat sejauh ini, jika dibandingkan dengan negara-negara G10 lainnya. Ini ditopang oleh pasar tenaga kerja yang solid. Sementara, inflasi tetap stabil, setelah rilis data inflasi (CPI) AS yang terbaru. Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga Fed telah dikurangi secara signifikan, dengan beberapa spekulasi bahwa siklus pemotongan suku bunga mungkin akan dihentikan sama sekali.
Alasan utama dari kekhawatiran BofA adalah, bahwa USD sudah “priced in“, atau sudah berada di posisi yang tepat dengan semua hal positif yang mendukungnya, seiring aksi borong dolar dalam dua bulan terakhir. Akibatnya, kejutan negatif apa pun (misalnya dari perang dagang, data ekonomi yang lebih lemah, atau perubahan kebijakan tarif) dapat memicu pelemahan yang tajam.
Leave a Reply