Dolar AS ditutup melemah para perdagangan Rabu (27/11), setelah investor mencerna serangkaian data ekonomi yang menggarisbawahi ketahanan ekonomi AS. Sementara itu, sebagian besar investor sedang mempertimbangkan risiko, mengingat bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan memulai perang tarif yang tidak akan dimenangkan oleh siapa pun.
Koreksi pada hari Rabu berhasil menghambat reli dolar belakangan ini. Kemungkinan hanya sedikit trader yang tertarik untuk membangun atau menahan posisi sebelum long-weekend Thanksgiving yang bertepatan dengan akhir bulan. Perbankan AS tutup pada Kamis dan bursa saham (Wall Street) tutup lebih awal pada Jumat.
Data yang direvisi yang menunjukkan GDP naik ke level 2,8% pada kuartal ketiga, seperti yang diperkirakan dan sama dengan estimasi pertama bulan lalu, tidak banyak mendukung kasus bagi Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan lagi bulan depan, meskipun investor masih cenderung ke arah.
Data belanja konsumen yang menunjukkan kemajuan dalam menurunkan inflasi, tampaknya juga telah terhenti dalam beberapa bulan terakhir. Sementara, ekonomi AS mempertahankan sebagian besar momentum pertumbuhannya yang solid di awal kuartal keempat.
Analis Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, di New York, mengatakan: “Kami memperkirakan inflasi akan sedikit meningkat, tetapi inflasi masih tetap terkendali. Dan itulah kuncinya. Ini membuka jalan bagi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember dan kemudian akan ada jeda. Tapi jeda tersebut kemungkinan besar bukan karena data inflasi, tetapi karena ketidakpastian atas kebijakan tarif yang akan diterapkan oleh pemerintahan Trump. Sehingga, The Fed akan mengambil sikap lebih berhati-hati.”
Leave a Reply