Indeks Dolar AS (DXY) kembali tertekan pada hari ini, Rabu (16/4), terbebani oleh ketidakpastian dan terkikisnya kepercayaan terhadap AS setelah pergolakan tarif perdagangan yang dipicu oleh pemerintahan Trump.
Hingga pukul 18:21 WIB, DXY yang mengukur kinerja USD terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, terpantau melemah 0,52% di kisaran level 99,58.

Dolar melemah menyusul langkah-langkah baru pemerintahan Trump dalam perang dagang dengan China, ekonomi terbesar di dunia setelah AS.
Presiden Donald Trump dilaporkan telah memerintahkan penyelidikan terhadap potensi tarif baru pada semua impor mineral penting AS, yang sangat condong menargetkan China, sebagai bagian dari revolusi perdagangan globalnya.
Trump memulai perang dagang yang sengit dengan China awal bulan ini, menaikkan tarif terhadap negara tersebut hingga secara kumulatif 145%. China membalas dengan bea masuk 125% atas barang-barang dari AS.
Sementara itu, investor saat ini sedang mencari tahu, apakah pemerintah China akan melanjutkan asetnya, obligasi AS, sebagai akibat dari konflik perdagangan tersebut.
Beberapa saat kemudian, data yang menunjukkan besarnya kepemilikan China atas Treasury AS untuk bulan Februari dirilis, dengan pasar mencari tahu apakah pemerintah China menjual asetnya di AS sebagai akibat dari konflik perdagangan ini.
Terkait obligasi AS, analis ING mengatakan: “Kami masih ragu jika hal itu akan menunjukkan perubahan besar dalam kepemilikan China atas obligasi AS senilai $760 miliar. Tetapi jika kami salah, pengurangan aset tersebut dapat memicu gelombang penjualan obligasi pemerintah AS dan USD.”
Leave a Reply