Rupiah lesu di awal pekan, Senin (5/5), setelah laporan yang menunjukkan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) hanya tumbuh 4,87% YoY, menjadi yang terlemah sejak kuartal III-2021. Kinerja ini juga lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,02%.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 17,50 poin atau 0,11% ke posisi Rp 16.455 per dolar AS. Pelemahan ini menghentikan tren penguatan rupiah selama empat hari berturut-turut.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau, seiring aksi beli investor asing yang membukukan net buy senilai sekitar Rp 83 miliar di seluruh pasar.
IHSG bertambah 16,22 poin atau 0,24% ke level 6.831,95 pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
Total volume perdagangan saham di BEI hari ini mencapai 20,94 miliar dengan nilai transaksi Rp 10,30 triliun. Sebanyak 346 saham menguat, 257 melemah dan 201 saham stagnan.
Top gainers LQ45:
1. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 13,73%
2. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) 8,84%
3. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) 5,70%
Top losers LQ45:
1. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) -4,46%
2. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) -1,90%
3. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) -1,33%


Leave a Reply