Analis Union Bank of Switzerland (UBS/bank investasi dan jasa keuangan global yang bermarkas di Swiss) baru-baru ini memberikan saran kepada investor Inggris yang menyimpan mata uang dolar AS agar lebih berhati-hati.
UBS menekankan pentingnya meninjau kembali eksposur terhadap mata uang tersebut di tengah volatilitas pasar yang sedang berlangsung.
Pasar global telah mengalami fluktuasi sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat, dengan dampak signifikan pada berbagai aset, termasuk dolar AS.
Hal itu pula yang menyebabkan melemahnya dolar AS dan meningkatnya imbal hasil obligasi jangka panjang AS. Di sisi lain, poundsterling Inggris mengalami pergerakan signifikan terhadap dolar AS.
UBS mencatat, peran tradisional dolar AS sebagai mata uang safe haven semakin terkikis karena meningkatnya ketidakpastian yang berasal dari dalam negeri AS. Sementara, AS masih tetap tak tertandingi dalam hal ukuran pasar dan likuiditas. Namun, ketidakpastian kebijakan yang berkelanjutan serta defisit perdagangan dan anggaran, menunjukkan potensi pelemahan lebih lanjut dolar AS pada kuartal mendatang.
UBS merekomendasikan agar investor Inggris menilai kebutuhan mata uang mereka secara lebih berhati-hati, terutama jika kepemilikan USD digunakan untuk menutupi pengeluaran dalam pound sterling. Investor harus mempertimbangkan strategi untuk menghindari konversi USD pada nilai tukar yang tidak menguntungkan, terutama jika pelemahan dolar lebih lanjut terjadi.
Bagi investor yang mencari keuntungan lebih baik, UBS menyarankan agar mengeksplorasi mata uang dolar Australia, dolar Selandia Baru, krona Swedia, krone Norwegia, dan pound Inggris.
Leave a Reply