Minim katalis/data ekonomi pada Senin (28/7), Indeks Dolar AS (DXY) masih bergerak cukup stabil di sesi Asia.
Sementara itu, investor akan disibukkan dengan sejumlah data penting di sepanjang pekan ini. Antara lain, GDP AS, laporan ADP, FOMC dan data tenaga kerja. Data-data itu diperkirakan berdampak tinggi mempengaruhi sentimen pasar.
Analis ANZ (Australia and New Zealand Banking Group Limited) mengatakan bahwa mereka tetap memperkirakan bearish USD dalam jangka panjang. Namun, mereka juga bersiap mengantisipasi counter-trend reli dalam jangka pendek.
Hingga pukul 09:65 WIB, DXY yang mewakili kinerja USD terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, terpantau turun tipis 0,07% di level 97,60.

Analis ANZ berpendapat bahwa prospek jangka panjang USD masih negatif, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, tarif, dan ketidakpastian kebijakan pemerintahan Trump.
Namun, ada sejumlah potensi yang mendukung penguatan USD dalam jangka pendek, yakni momentum data AS yang sedang meningkat, dengan PMI komposit yang berada di level tertinggi dalam 7 bulan. Selain itu, GDP AS kwartal II diperkirakan melebihi ekspektasi.
Data tenaga kerja yang akan dirilis Jumat kemungkinan akan menjadi pemicu keberlanjutan counter-trend reli USD dalam jangka pendek, apabila NFP melebihi ekspektasi untuk keempat kalinya secara berturut-turut. Ini dapat memaksa pasar untuk memikirkan kembali ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Secara keseluruhan, analis ANZ masih memperkirakan USD akan melemah dalam jangka panjang, tetapi juga mewaspadai risiko penguatan USD dalam jangka pendek, karena data ekonomi AS menguat dan posisi menjadi lebih longgar.
Sikap FOMC yang hawkish atau angka NFP yang kuat dapat menjadi katalis bagi rebound USD, terutama terhadap EUR dan JPY.

Leave a Reply