Analis Goldman Sachs menyoroti dua perkembangan penting di pasar mata uang yang berlanjut mendukung tren penurunan Dolar AS. Pertama adalah penyesuaian portofolio oleh investor global karena kekhawatiran terhadap kondisi pemerintahan di AS, dan yang kedua adalah perubahan cara China mengelola mata uangnya (Renminbi), yang berdampak luas karena Renminbi semakin dianggap sebagai acuan mata uang global.
Poin-Poin Utama
Aliran lindung nilai portofolio (portfolio hedging flows):
- Investor global yang portofolionya terlalu didominasi oleh Dolar mulai melakukan lindung nilai (hedging) untuk mengurangi risiko mata uang asing.
- Kekhawatiran terhadap kondisi pemerintahan di AS — seperti melemahnya independensi lembaga-lembaga negara — membuat investor kurang tertarik pada aset dalam Dolar, sehingga permintaan untuk lindung nilai meningkat.
- Aliran hedging ini menjadi tekanan terus-menerus yang melemahkan nilai Dolar.
Perubahan kebijakan mata uang China (CNY):
- Perubahan terbaru dalam cara pemerintah China mengelola mata uang Renminbi menunjukkan bahwa Beijing lebih memilih stabilitas dan ingin memperkuat peran global mata uangnya.
- Karena Renminbi berfungsi sebagai acuan mata uang di kawasan dan juga sebagai tolok ukur global, perubahan dalam pengelolaannya bisa berdampak luas pada pasar valuta asing.
- Goldman Sachs menyatakan bahwa agar pelemahan Dolar terus berlangsung, kepemimpinan dalam penyesuaian nilai tukar harus melampaui peran Eropa — dan sekarang, peran China menjadi semakin penting.
Kesimpulan
Goldman Sachs melihat bahwa tren pelemahan USD semakin kuat karena dua faktor utama: aliran portofolio global yang bersifat jangka panjang dan kebijakan China terhadap mata uangnya. Kedua hal ini bersama-sama mengurangi dominasi dolar AS sebagai mata uang acuan di pasar valuta asing global.
Dengan semakin banyak negara — tidak hanya di Eropa, tetapi juga di Asia — yang mulai melakukan diversifikasi, peluang dolar AS untuk terus melemah masih terbuka.
Leave a Reply