Sempat terangkat naik kemarin, tapi rupiah gagal melanjutkan penguatannya pada Selasa (1/8). Pelemahan rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang di kawasan Asia.
Dari dalam negeri, pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi oleh data inflasi Indonesia yang makin melandai di bulan kelima berturut-turut. Ini memperkuat ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga di level yang sama dalam beberapa waktu mendatang.
Dari faktor eksternal, rupian dan mata uang di Asia dalam jangka pendek masih akan dibayangi sentimen kenaikan suku bunga acuan The Fed yang berlanjut ke level tertingginya selama 22 tahun.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 35,5 poin atau 0,24% ke posisi Rp 15.115,5 per Dolar AS.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tak bertenaga pada hari ini, di tengah aksi jual investor asing yang mencatatkan net sell senilai sekitar Rp 386,73 miliar di seluruh pasar.
IHSG ditutup turun 44,86 poin atau 0,65% ke level 6.886,5 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Total volume transaksi di BEI mencapai 23,45 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 11,29 triliun. Sebanyak 396 saham melemah, 161 menguat dan 184 saham stagnan.
Top gainers LQ45 hari ini:
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 5,93%
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 2,77%
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 2,53%
Top losers LQ45 hari ini:
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) -1,52%
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) -1,44%
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) -1,42%
Leave a Reply