Pelemahan rupiah terhadap Dolar AS berlanjut di awal pekan ini, Senin (21/8), sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang di kawasan Asia Asia.
Mata uang Asia tertekan oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga Federal Reserve, menyusul inflasi yang masih tinggi dan data pasar tenaga kerja AS yang solid. Hal ini telah menopang USD dalam beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 35 poin atau 0.23% ke posisi Rp 15.325 per Dolar AS.
Hingga pukul 15.00 WIB, hampir seluruh mata uang di Asia melemah di hadapan Dolar AS. Yuan China menjadi yang terlemah setelah anjlok 0,34%. Disusul, Won Korea Selatan yang ditutup turun 0,33%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis pada hari ini, meskipun investor asing membukukan net sell senilai sekitar Rp 2,31 triliun di seluruh pasar.
IHSG naik 6,12 poin atau 0,09% ke level 6.866,03 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Total volume transaksi di BEI mencapai 30,13 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 12,74 triliun. Sebanyak 312 saham melemah, 218 menguat dan 218 saham stagnan.
Top gainers LQ45 hari ini:
- PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) 6,35%
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 3,45%
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 3,15%
Top losers LQ45 hari ini:
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 4,35%
- PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) -3,20%
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) -3,09%
Leave a Reply