Rupiah melemah di hadapan Dolar AS pada perdagangan di akhir pekan, Jumat (12/5), sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang di kawasan Asia. Sementara, penguatan Dolar AS terhadap mata uang Asia disebabkan oleh ketidakpastian atas kebijakan moneter The Fed setelah sinyal yang beragam dari data ekonomi yang dirilis pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 29 poin atau melemah 0,20 persen ke posisi Rp 14.750,5 per dolar AS. Sehingga, dalam sepekan terakhir kurs rupiah melemah 0,5% jika dibandingkan dengan posisi Jumat (5/5) pekan lalu yang berada di level Rp 14.678 per dolar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berlanjut lesu pada hari ini. IHSG melorot 48,17 poin atau 0,71% ke level 6.707,76 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, hanya empat indeks sektoral (dari 11 indeks sektoral) yang berakhir di zona merah.
Sektor barang baku anjlok 1,62%. Sektor infrastruktur turun 0,78%. Sektor teknologi melemah 0,75% dan sektor energi turun 0,74%.
Total volume transaksi di BEI mencapai 24,44 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 9,32 triliun. Sebanyak 292 saham melemah, 234 menguat dan 205 saham jalan di tempat.
Top gainers LQ45 hari ini:
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) 7,33%
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 3,13%
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 2,71%
Top losers LQ45 hari ini:
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) -4,49%
- PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) -4,13%
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) -2,97%
Leave a Reply