Rupiah lengser tajam pada perdagangan Kamis (30/11), sejalan dengan pergerakan mata uang di kawasan Asia yang hampir seluruhnya melemah di hadapan Dolar AS.
Data PMI China yang dirilis tadi pagi, menjadi faktor utama yang membebani mata uang Asia, dimana data Manufacturing PMI dan Non-Manufacturing PMI China tercatat lebih rendah dari ekspektasi.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar Rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 115 poin atau 0,75% ke posisi Rp 15.510 per Dolar AS.
Hingga pukul 15:00 WIB, Baht Thailand berada satu tingkat lebih baik dari rupiah setelah merosot 0,63%. Berikutnya, Dolar Taiwan ditutup turun 0,26% dan Peso Filipina ditutup melemah 0,19% terhadap Dolar AS.
Sementara itu, berbanding terbalik dengan Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound cukup tajam dari pelemahan sehari sebelumnya, meskipun investor asing membukukan net sell atau jual bersih saham senilai sekitar Rp 269,49 miliar di seluruh pasar.
IHSG naik 44,65 poin atau 0,63% ke level 7.080,74 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Total volume transaksi di BEI mencapai 32,36 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 25,32 triliun. Sebanyak 304 saham melemah, 238 menguat dan 216 saham flat.
Top gainers LQ45 hari ini:
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 10%
- PT indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) 8,51%
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) 4,88%
Top losers LQ45 hari ini:
- PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) -5,13%
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) -4,15%
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) -4,05%
Leave a Reply