Masih tentang indikator Moving Average (MA), sekarang kita akan membahas bagaimana memanfaatkan indikator ini sebagai support dan resistance (S/R) dinamis yang dijadikan alasan untuk masuk pasar atau entri posisi BUY/SELL.
Tapi perlu juga untuk dipahami, MA sebagai S/R dinamis tidak selalu bekerja secara sempurna. Sehingga, untuk membatasi kerugian/risiko perdagangan, kita harus selalu menempatkan level Stop Loss (SL) secara bijak.
Untuk lebih jelasnya, mari kita sama-sama menyimak ilustrasi di bawah ini, ketika MA periode 100 (MA-100) pada time frame H1 (1 jam-an) mampu bertindak sebagai S/R dinamis yang bisa dibilang cukup ideal.
Pada ilustrasi di atas, terlihat bahwa EUR/USD sedang bergerak di atas kurva MA-100. Hal tersebut dijadikan alasan bahwa tren jangka pendek (yang terjadi saat itu) sedang menunjukkan kecenderungan menguat. Pada kondisi (uptrend jangka pendek) ini, maka strategi awal kita untuk perdagangan harian (day trading/intraday) adalah Buy On Weakness, atau mencari posisi Buy ketika harga bergerak turun/koreksi.
Bagaimana jika yang terjadi adalah downtrend (dalam jangka pendek)? Gampang kok, kondisi teknikalnya tinggal dibalik aja ✌😊
Contohnya, kayak di bawah ini:
Gambar di atas memperlihatkan bahwa EUR/USD sedang bergerak di bawah kurva MA-100. Hal tersebut dijadikan alasan bahwa tren jangka pendek sedang menunjukkan kecenderungan turun atau downtrend. Pada kondisi (downtrend) ini, maka strategi awal kita adalah selalu Sell On Rally, atau mencari posisi Sell saat EUR/USD bergerak naik. Tentunya, dengan level SL yang terukur. 👌😎
Leave a Reply