Pembahasan tentang chart pattern kita lanjutkan pada artikel ini, setelah sebelumnya mengulas Triangle Pattern. Sekarang kita akan membahas Rising Wedge dan Falling Wedge, pola yang termasuk cukup sering ditemui saat berada pada fase konsolidasi setelah terjadinya tren yang cukup kuat.
Yang membedakan dengan Triangle adalah bentuknya yang condong ke atas, atau condong ke bawah, dengan konsolidasi atau pergerakan sideways yang semakin menyempit atau mengerucut.
Wedge pattern bisa terjadi pada time frame mana pun, mulai dari time frame yang terkecil, hingga periode/kerangka waktu yang terbesar. Tapi banyak sumber yang menyebutkan bahwa identifikasi Wedge ini sebaiknya dilakukan pada time frame yang besar, mulai dari H4 hingga Weekly.
RISING WEDGE
Rising Wedge terbentuk dari konsolidasi harga yang membentuk lintasan di antara Ascending Resistance dan Ascending Support, atau di antara lintasan garis resistance dan garis support yang cenderung makin menyempit dan sama-sama menghadap ke atas.
Jika Rising Wedge terbentuk setelah pergerakan uptrend, maka kita sebaiknya bersiap mewaspadai breakout dari formasi tersebut yang umumnya akan berisiko bearish.
FALLING WEDGE
Ini merupakan kebalikan dari Rising Wedge, Falling Wedge terbentuk dari pergerakan harga di antara garis resistance dan garis support yang cenderung makin menyempit dan sama-sama menghadap ke bawah.
Jika Falling Wedge terbentuk setelah pergerakan downtrend, maka kita sebaiknya bersiap mengantisipasi breakout dari formasi tersebut yang umumnya akan berisiko bullish.
False breakout tentu saja selalu menjadi kemungkinan yang tidak bisa diabaikan setelah terbentuknya Wedge. Namun pola tersebut juga dapat sekaligus menyediakan level Stop Loss (SL) yang terukur atau ketat. ✌😎
Leave a Reply