Rupiah berlanjut lesu pada perdagangan Kamis (27/2), sejalan dengan pelemahan mayoritas mata uang di kawasan Asia, dimana investor regional masih dibayangi kekhawatiran pada kebijakan tarif Presiden Trump.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 73,50 poin atau 0,45% ke posisi Rp 16.454 per dolar AS. Ini adalah level yang terburuk sejak 2 April 2020.
Hingga pukul 15:00 WIB, won Korea Selatan tercatat merosot paling dalam, yakni 0,66%. Disusul, baht Thailand (-0,38%), ringgit Malaysia (-0,27%) dan yuan China (-0,14%).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal melanjutkan penguatan sehari sebelumnya, seiring aksi jual investor asing yang membukukan net sell senilai sekitar Rp 1,87 triliun di seluruh pasar.
IHSG anjlok 120,73 poin atau 1,83% ke level 6.485 ke 6.485,44 pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Total volume perdagangan saham di BEI hari ini mencapai 18,41 miliar saham dengan total nilai Rp 12,15 triliun. Sebanyak 413 saham melemah. Hanya 196 saham yang menguat menguat. Sisanya, 184 saham jalan di tempat.
Top gainers LQ45:
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 8,71%
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) 5,75%
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 3,14%
Top losers LQ45:
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) -8,78%
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -8,36%
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) -5,28%
Leave a Reply