Analis Goldman Sachs (GS) mengatakan bahwa yen Jepang masih tetap jadi aset safe-haven utama, di tengah meningkatnya risiko resesi AS dan volatilitas yang tinggi.
Meskipun terjadi dinamika pasar yang tidak biasa, dimana bursa saham jatuh dengan imbal hasil (yield) yang meningkat, yen menunjukkan kekuatan baru. Analis GS melihat kemungkinan USD/JPY dapat mencapai kisaran 135,00 dalam waktu dekat jika data tenaga kerja AS melemah atau tekanan pasar meningkat.
Berikut di bawah ini adalah hal-hal yang menjadi perhatian analis GS:
- Data historis menunjukkan JPY mengungguli USD karena Volatility Index (VIX) meningkat, terutama saat ekuitas dan obligasi sama-sama dijual.
- Peristiwa terkini, termasuk penundaan tarif Trump selama 90 hari, untuk sementara meredakan tekanan, tetapi kerapuhan pasar yang mendasarinya tetap ada.
- Bahkan ketika nilai tukar USD/CNY ditetapkan lebih tinggi, permintaan mata uang safe haven untuk JPY tetap mendominasi, terutama ketika volatilitas pasar meningkat.
- Meningkatnya ketidakpastian kebijakan AS dan ketakutan pasar terhadap resesi mendukung lebih banyak pembelian mata uang Yen.
- Jika data pasar tenaga kerja AS mulai memburuk atau tekanan pasar semakin dalam, ini akan mempercepat penurunan USD/JPY ke level 135,00
- Kurangnya pergeseran hawkish dari Bank of Japan diperkirakan tidak akan menghambat penguatan JPY, sebagaimana kenaikan suku bunga BoJ sebelumnya tidak menyebabkan pelemahan Yen yang berkepanjangan.
Leave a Reply